Contoh


Contoh yang dilihat oleh anak dari orangtua itu jauh lebih efektif daripada kata-kata. Kalau orangtua ingin anaknya menjadi pembelajar dan pembaca buku, namun dalam keseharian yang dilihat sang anak adalah orangtua yang menghabiskan waktu senggangnya dengan menonton televisi--terlebih tayangan bulu ketek seperti sinetron--maka jangan terlalu banyak berharap bahwa sang anak akan menjadi seperti yang diharapkan oleh orangtua barusan. Begitu juga dengan contoh-contoh buruk, seperti kebohongan resmi (misalnya, sewaktu datang orang yang tidak diinginkan atau tidak disukai, orangtua tak jarang menyuruh pembantu menyampaikan "Bapaknya sedang keluar" atau "Ibu sedang tidur", dan itu disaksikan oleh sang anak...). Bahkan Imam Ali pun berkata bahwa kedengkian itu diwariskan kepada anak.

Begitu juga halnya dengan masalah agama dan spiritualitas. Beberapa belas tahun yang lalu, di suatu malam, saya pernah berdiskusi dengan Guru saya sekarang tentang bagaimana menumbuhkan hasrat pencarian spiritual pada diri anak. Beliau bercerita bahwa seandainya dalam hidup si anak ada 10 kenangan masa kecil yang paling berkesan sepanjang hidupnya, kenangan yang membekas begitu kuat, maka usahakanlah bahwa minimal 6 kenangan di antaranya bersifat spiritual. Karena, saat sang anak beranjak remaja dan kemudian dewasa, kehidupan dunia akan merenggutnya, menyerapnya sedemikian rupa sehingga dia mungkin tenggelam dalam enaknya kehidupan dunia dan cenderung abai pada ajaran agama. Dia menjadi anak manis di depan kita, namun pemberontak yang liar di belakang kita.

Nah, nanti, pada suatu titik dalam kehidupannya, kenangan-kenangan manis yang bersifat spiritual di masa kecilnya itu bisa membangkitkan lagi kerinduan di diri sang anak untuk kembali mencari jalan kembali kepada Tuhannya, memanggil-manggilnya untuk rindu akan ketaatan kepada Tuhannya dan bertaubat.

Jadi, contoh dan kenangan yang ditanamkan orangtua pada anaknya semasa kecil itu jauh lebih efektif daripada petatah petitih yang sering kita ulang-ulang, yang mungkin akan membuat si anak juga bosan mendengarkannya. Wallahu 'alam bishawwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN BELAJAR AGAMA DARI AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA

حب النبي : حديث الثقلين (دراسة فقهية حديثية)

نص حزب البحر للشيخ أبي الحسن الشاذلي