Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

STANDARISASI UKURAN AIR DUA QULLAH

Gambar
والقلتان بالوزن خمسمائة رطل بغدادي تقريبا وبالمساحة في المربع ذراع وربع طولا وعرضا وعمقا بذراع اليد المعتدلة وفي المدور ذراع من سائر الجوانب بذراع الآدمي وذراعان عمقا بذراع النجار وهو ذراع وربع Ukuran air dua kulah, bila dengan menggunakan satuan berat adalah ±500 rithl Baghdad. Dan bila menggunakan satuan isi (volume), bila dalam bentuk kubus, panjang sisi-sisinya adalah 1¼ dziro' orang normal dan bila dalam bentuk tabung (silinder), panjang diameter lingkarannya adalah 1 dziro' dan tingginya adalah 2 dziro' najjar (tukang kayu). 1 dziro' najjar sama dengan 1¼ dziro'. ••• Dari keterangan satuan ukuran di atas (mirip dengan Sistem Satuan Imperial) perlu kita konversi ke satuan ukuran yang umumnya kita kenal sekarang (Sistem Satuan Metrik yang untuk saat ini telah disempurnakan menjadi SI). Misalnya untuk ukuran panjang, kita mengenal satuan meter (m) dan juga turunannya seperti sentimeter (cm), desimeter (dm), kilometer (km) dll. Dan untuk satuan berat kita mengenal...

Salah Paham Hadits

Salah satu contoh bagaimana salah paham baca hadits adalah hadits tentang batas akhir pembayaran zakat fitrah. Selama ini kita tahunya batas akhirnya sampai Shalat Idul Fithri ditunaikan. Kalau sudah terlewat, maka zakat fitrah tidak sah. Akan jadi sedekah biasa dan bukan zakat. Padahal ternyata tidak demikian. Sebabnya, karena teks haditsnya seolah-olah membatasi zakat fitrah hanya sampai shalat Idul Fithri saja. Kalau terlewat maka seolah-olah zakat itu sudah tidak sah. Berikut teks haditsnya : فَمَنْ أدَّاهاَ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَهِيَ زكَاَةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهاَ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقاَتِ Siapa yang menunaikannya sebelum shalat, maka itu adalah zakat yang diterima. Dan siapa yang menunaikannya setelah shalat, maka itu adalah sedekah dari sedekah-sedekah. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah). Siapa yang menunaikannya sebelum shalat, maka itu zakat yang diterima. Kalau sesudah shalat? Secara mafhum mukhalafah (logika pembalikan), tentu tidak sah. DAn lafadzny...

Relijius Debutan

Mengapa banyak warga Indonesia di negara-negara Barat dan lapisan mapan di perkotaan cenderung beragama secara kaku dan irrasional? Beberapa bulan lalu berbusana ala gembel alias krisis tekstil dan sebagian tubuhnya didermakan kepada setiap yang berkenan memandang. Tiba-tiba berkerudung sebadan bahkan selalu bermasker. Berhijrah adalah jawabannya bila ditanya. Itu urusan mereka. Tapi, di balik busana itu, intoleransi dan penyesatan serta pengkafiran bersemayam. Rata-rata anak-anak yang digarap secara intensif dan berjenjang sejak jadi peserta bimbel yang dijadikan perangkap hingga jadi sarjana cerdas dan berprestasi berasal dari keluarga abangan. Orang-orang awam agama yang mendadak agamis secara ekstrem, fanatik dan kaku biasanya berasal salah satu dua latar belakang; pertama adalah hedonisme dan kedua saintisme dan positivisme. Dengan kata lain, penyuplai ekstremisme adalah westernisme kultural dan westernisme intelektual. Mengapa banyak warga Indonesia di negara-negara Barat dan lap...

نص حزب البحر للشيخ أبي الحسن الشاذلي

Gambar
من رواية المحدث المقرئ أبي محمد رافع بن أبي محمد هِجْرِس بن محمد بن شافع السلَّامي الصميدي الحوراني ثم المصري الشافعي (668 - 718) عن ابنه الشرف أبي عبدالله محمد (-726) عنه. بخط الحافظ أبي الحسين أحمد بن أيبك الحسامي المعروف بابن الدمياطي، ولعله سمعه على الشرف محمد ابن الشاذلي بقراءة شيخه رافع. وقد أرخ ابن أيبك وفاة ابن الشاذلي كما أرخها البرزالي، إلا أن كتاب ابن أيبك لم يبلغنا، ولا القطعة التي فيها وفيات تلك السنة من "تاريخ البرزالي"، وقد نقل عنهما عصريهما المؤرخ الفاضل الشمس الجزري في "تاريخه" 3: 142، فنعته بالشيخ الصالح، وقال: "كان أحد المشايخ المعروفين والصلحاء المذكورين المشهورين بتلك الناحية"، وذكر أن وفاته كانت بدمنهور الوحش وبها دفن في ثامن ربيع الأول سنة 726، ثم صلي عليه ثلاة الغائب بالجامع الأزهر في القاهرة بعد شهر يوم الجمعة ثامن ربيع الآخر. وأنه روى عن أبيه شيئاً من كلامه، وقيل إنه كان معه وهو صغير لما توفي في طريقه للحج، وأنه دخل القاهرة.  ثم ترجم له: المقريزي في "المقفى الكبير" 6: 164 فأفاد أن دخوله القاهرة كان مراراً،...

Sanad Ilmu Fikih Nahdlatul Ulama hingga Rasulullah SAW

Sanad Ilmu Fikih Nahdlatul Ulama Sanad Imam Syafi’i (w. 204 H) kepada Rasulullah Shalla Allahu Alaihi wa Sallama memiliki 2 Jalur: Jalur Imam Malik dan Jalur Imam Abu Hanifah. 1. Jalur Imam Malik Imam Malik bin Anas (w. 179 H, Pendiri Madzhab Malikiyah) berguru kepada ① Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H), ② Nafi’ Maula Abdillah bin Umar (w. 117 H), ③ Abu Zunad (w. 136 H), ④ Rabiah al-Ra’y (w. 136H), dan ⑤ Yahya bin Said (w. 143 H) Kesemuanya berguru kepada : ① Abdullah bin Abdullah bin Mas’ud (w. 94 H), ② Urwah bin Zubair (w. 94 H), ③ al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (w. 106 H), ④ Said bin Musayyab (w. 94 H), ⑤ Sulaiman bin Yasar (w. 107 H), ⑥ Kharihaj bin Zaid bin Tsabit (w.100 H), ⑦ dan Salim bin Abdullah bin Umar (w.106 H). Kesemuanya berguru kepada : ① Umar bin Khattab (w. 22 H), ② Utsman bin Affan (w. 35 H), ③ Abdullah bin Umar (w. 73 H), ④ Abdullah bin Abbas (w. 68 H), dan ⑤ Zaid bin Tsabit (w. 45 H). Kesemua Sahabat dari Rasulullah Shalla Allahu Alaihi wa Sallama 2. Jalur Imam A...

Islam Kita Menyatukan, Bukan Memecah Belah Umat

Disampaikan Oleh: Habib Umar bin Hafidz dalam acara Jalsatuddu'at Pertama di JIC (Jakarta Islamic Center) Jakarta Utara, Ahad malam Senin 15 Oktober 2017 M Alhamdulillah segala puji milik Allah yang telah memilih kalian untuk memikul amanah yang agung ini. Semoga Allah menolong kalian agar bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Wahai Allah rekatkanlah hati dan sanubari-sanubari kami ini dengan hati dan sanubari orang-orang yang dekat dan Engkau cintai dengan sanad yang kuat yang tersambung kepada mereka. Hakikat keistimewaan dalam Islam adalah dengan memerdekakan nafsu kita dan juga memerdekakan orang lain dari jajahan nafsu-nafsu mereka sendiri. Allah telah menyebutkan kepada kita tentang perkara dakwah di jalan Allah dengan cara/metode dakwah yang diterima oleh Allah Swt. yang bermanfaat bagi masyarakat. Pertama, memenuhi hati dengan pengagungan kepada Allah hingga ia takut dan berharap hanya kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt. mengatur slogan ini di lidahnya pa...

Takwil dan Tafwidh menurut Ulama Salaf dan Khalaf

Takwil dan tafwidh Menurut kaum wahabi, para ulama Asya’irah merupakan golongan sesat. menurut mereka salah satu sebab kesesatan Ulama Asya’irah adalah karena para ulama Asya’irah mentakwilkan nash-nash mutasyabihat. Bahkan mereka mengatakan bahwa para ulama Asya’irah telah melakukan ta’thil (meniadakan sifat pada Allah). Maka kali ini kami ingin membahas seputar masalah takwil dan tafwidh. Salahkan para ulama Asya’irah melakukan takwil terhadap nash-nash mutasyabihat? dan apakah tidak ada di antara ulama salaf yang ikut mentakwil nash-nash mutasyabihat. Pembahasan tentang takwil dan tafwidh ini di perlukan sebelum kami membahas masalah kesalahan pemahaman tauhid Asma’ wa shifat yang merupakan salah satu bagian tri tauhid yang di dakwahkan kaum wahabi yang akan kami tampilkan nantinya sebagai sambungan dari tulisan sebelumnya, Kesesatan Pembagian Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Shifat. Sedikit tentang pandangan ulama salaf dan khalaf terhadap nash mutasyabihat pernah kami singgu...

Hukum Berjabat Tangan Menurut Hanafiyah

Dalam berjabat tangan baik pada hari raya maupun selain hari raya dengan yg bukan mahram, madzhab Hanafiyah memberikan tafsilan sbb: مذهب الحنفية: ذهبت الحنفية، إلى الفرق في جواز مس كف الأجنبية من عدمه، بين أن يكون المتصافحين شابين، أو كبيرين، أو أحدهما شابا والآخر كبيراً(28)، على التفصيل التالي: 1. إن كان الرجل والمرأة شابين، فلا تجوز المصافحة بينهما. 2. إن كان الرجل والمرأة كبيرين في السن، وكان يأمنان على أنفسهما، فلا بأس في المصافحة بينهما. 3. إن كان أحدهما كبيراً، والآخر شاباً، مع أمن الفتنة بينهما، فلا بأس بالمصافحة بينهما، في رواية للحنفية. وإليك بيان ما يدل على هذا التفصيل من كتب الحنفية: حكم المصافحة عند الحنفية فيما إذا كان الرجل والمرأة شابين: قالت الحنفية: لا يحل للشَّاب لمس كف المرأة الأجنبية الشابَّة، حتى لو كان المس حاصلاً بدون شهوة، ومع أمن الفتنة، وإن كان حلالاً له النظر إلى الكف؛ لأن حل النظر إنما رخص بقوله تعالى: ﴿وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا﴾ [النور: 31]. ولأنها تحتاج إلى البيع والشراء ة والأخذ والعطاء، ولا يمكنها ذل...

Temukan Nalar Lokalnya Dulu

Belakangan memang banyak ustadz yang membicarakan tidak hanya tema terkait keahliannya dalam ilmu agama, melainkan juga hal-hal lain seperti sejarah, budaya, bahkan isu-isu politik internasional. Saya menonton beberapa video ceramah ustadz-ustadz yang membicarakan hal-hal di luar wilayah keilmuannya itu. Ada sisi baiknya. Tapi sejauh ini saya, tentu juga dengan keterbatasan, melihatnya lebih banyak sisi belum baiknya. Malah cenderung hanya membangkitkan gairah kebencian dan klaim superioritas golongan. Sederhana saja kita memahaminya. Bagaimana mungkin seorang ustadz tiba-tiba membincangkan sejarah nusantara hanya berbekal membaca buku sejarah saja, yang itupun ia sesuaikan dengan minat ideologinya? Ada pula ustadz yang belakangan ini berceramah tentang asal-usul nama-nama daerah di nusantara, namun, sangat jauh dari asas-asas ilmu penelusuran asal-usul kata, yang biasanya masuk ke dalam bahasan antropologi linguistik. Tentu saja tidak hanya antropologi linguistik yang dibutuhka...

Teruntuk Seseorang yang Saya Cintai Diam-Diam, Semoga Kelak Kita Bisa Saling Mengenggam

Ada satu hal yang tidak dapat aku sembunyikan yaitu rasa sayang. Berawal dari cinta yang selama ini aku nantikan, tak pernah tergapai karena aku tahu itu semua hanyalah mimpi. Dan satu hal yang paling menyakitkan adalah saat orang yang masih dan benar-benar aku cintai pergi, mengabaikan, tanpa mau tahu bagaimana perasaanku. Dari itu aku belajar mengikhlaskan sesuatu yang bukan untukku, yang selalu membuatku terpuruk adalah menyadari bahwa aku bukanlah orang terpenting bagi seseorang yang selama ini ku anggap penting dalam hidupku. Jujur aku sayang padamu, namun apalah daya aku hanya bisa menjagamu dari kejauhan. Karena aku tersingkir oleh orang-orang yang lebih bisa membuat kamu bahagia. Terkadang ada saat dimana aku harus menghadapi semua dengan sendiri, meski hati menangis tak ada pilihan lain selain berusaha tegar dan keadaan memaksaku harus kuat meski sebenarnya aku tak mampu. Apa artinya cinta sejati kalau bukti belum ada karena bukti itu adalah angan-angan semata yang tak akan te...

Hakikat Ahlussunnah Wal Jama'ah: Antara Ahlussunnah Wal Jama’ah dan Ahli Fitnah.

Ahlussunnah Wal Jama’ah Ahlissunnah Wal Jama’ah adalah Manhaj beraqidah yang benar dengan dua ciri. Pertama: mereka sangat mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW. Kedua: mereka juga sangat mencintai Sahabat Nabi Muhammad SAW. Maka tidak cukup orang mengaku beragama Islam akan tetapi dengan mudah mereka mencaci para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari Ahlissunnah Wal Jama’ah model ini diwakili oleh kelompok Syi’ah (Syi’ah Imamiyah Itsnata ’Asyariyah) dengan ciri khas paling menonjol dari mereka adalah mengagungkan Ahlibait Nabi Muhammad SAW akan tetapi merendahkan para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Begitu juga tidak cukup orang mengaku Islam akan tetapi dia merendahkan Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari Ahlissunnah Wal Jama’ah model ini diwakili oleh mereka yang tidak peduli dengan urusan Ahlibait Nabi Muhammad SAW, merendahkan Sayyidina Ali Bin Abi Tholib biarpun di sisi lain mereka mengakui para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Ringkasnya Ahlissunnah Wal Jama’ah ada...