CARILAH ALLAH DI ANTARA ORANG MISKIN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suatu hari pada berapa tahun yang lalu, setelah sholat magrib sayapun berdoa, “Ya Allah, Saya mintak uangnya untuk bayar tagihan listrik dan Speedy.” Sambil saya hayati dan khusyu’ ketika berdoa, lalu Allah memperlihatkan kepadaku dua orang nenek janda. Dari isyaroh tersebut saya bisa menangkap pesannya, agar memberikan shodaqoh kepada kedua orang nenek tersebut. Lalu saya buka dompet, ternyata ada uang 50 ribu, kemudian saya tukarkan dan dibagi dua 25 ribuan.
Akhirnya saya berangkat kerumah nenek tersebut setelah mengucap salam dan dipersilahkan masuk, sayapun bertanya, “sudah berapa malam berdoa mintak uang kepada Allah.” Tanyaku.
Nenek tersebut menjawab, “sudah tiga malam ini nak.”
Lalu uang 25 ribu saya sodorkan, sambil berkata, “Ini nek dari Allah untuk sampean, maaf jumlahnya hanya sedikit.”
Nenek tersebut menimpali, “Nak dari mana kamu tahu, kalau aku berdoa mintak uang kepada Allah,” jawabku, “ Allah memperlihatkan kepadaku nek, saya mohon pamit pulang nek.”
Lalu sayapun menuju rumah nenek satunya, rumahnya sangat sederhana hidupnya mandiri, tidak mau membuat repot tetangga dan saudaranya. Sama seperti saya masuk kerumah nenek pertama, diapun juga kaget darimana tahu kalau sang nenek memang berdoa mintak uang kepada Allah.
Setelah selesai, sayapun pulang kerumah sambil mikir, saya ini gak punya uang dan berdoa kepada Allah mintak uang, tapi malah disuruh memberikan uang ke orang lain. Kejutan apalagi yang Allah akan berikan kepadaku ....Gak nutut pikiranku.
Besok paginya ada tamu datang kerumah, lalu memberikan uang kepada saya, ketika saya tanya , “ini uang apa?” teman saya menjawab, “ uangku sudah lama macet dipinjam orang, kemarin dibayar, dulu saya pernah bernadzar jika uangnya keluar saya ingin bersedekah kepadamu, nah sekarang saya bayar nadzar.”
Tamunya pulang lalu saya buka amplopnya ternyata ada uang 500ribu, sayapun mengucapkan syukur kepada Allah, lalu saya potong 50 ribu dan saya berikan ke orang lain. Dari situ saya ingat sebuah hadits bahwa jika Allah itu ada diantara orang miskin.
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam, Allah Ta’ala berfirman di hari Kiamat:
« يَا ابْنَ آدَمَ مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي . قَالَ : يَارَبِّ ،كَيْفَ أَعُودُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ، وَلَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمْنِي . فَيَقُولُ : كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَطْعَمَكَ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ، أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ وَيَقُولُ : يَا ابْنَ آدَمَ اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي . فَيَقُولُ : أَيْ رَبِّ ، وَكَيْفَ أَسْقِيكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعِزَّةِ ؟ فَيَقُولُ : أَمَاعَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِي فُلانًا اسْتَسْقَاكَ فَلَمْ تَسْقِهِ ، وَلَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ؟ » .
Hai anak Adam, Aku telah sakit, tetapi engkau tidak menjenguk-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana cara saya menjenguk-Mu, sedangkan Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah menjawab: Apakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hamba-Ku bernama Fulan sedang sakit tetapi engkau tidak mau menjenguknya. Sekiranya engkau mau menjenguknya, pasti engkau dapati Aku di sisinya.
Wahai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberikan makan kepada-Ku. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya saya memberi makan kepada-Mu, sedang Engkau Tuhan penguasa alam semesta? Allah berfirman: Ketahuilah, apakah engkau tidak peduli adanya seorang hamba-Ku, si Fulan, telah datang meminta makan kepadamu, tetapi engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, sekiranya engkau mau memberinya makan, pasti engkau akan menemukan balasannya di sisi-Ku.
Wahai anak Adam, Aku minta minum kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberi-Ku minum. Orang itu bertanya: Wahai Tuhan, bagaimana caranya aku memberi-Mu minum, padahal Engkau Tuhan penguasa semesta alam? Allah berfirman: hamba-Ku, si Fulan, minta minum kepadamu tetapi engkau tidak mau memberinya minum. Ketahuilah, sekiranya engkau memberinya minum, pasti engkau akan menemui balasannya di sisi-Ku. [HR. Muslim][1]
Dari hadits qudsi di atas, menjelaskan, bahwa ibadah itu bukan hanya sholat, dzikir dn majlis ta’lim, melainkan sangat luas membantu orang lain yang sangat kekurangan juga merupakan salah satu kesalehan sosial. Adalah juga niscaya bahwa orang tidak bisa hidup sendiri dan tanpa orang lain yang membantu dan menolong. Karena itu tolong menolong dan kerjasama antara individu dan antar masyarakat, membantu orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas.
Nasib orang-orang miskin seperti sampah, dibuang begitu saja. Banyak orang yang jijik melihatnya. Orang yang berjualan menjadi PKL sering mendapat perlakuan tidak manusiawi, diperlakukan seperti binatang. Mereka diusir oleh Satpol PP, mereka juga digebukin ramai-ramai, diinjak-injak oleh Satpol PP. Padahal, mereka orang-orang yang miskin mencari rezeki, guna menghidupi keluarga mereka.
Belum lagi, nasib para pemulung, gepeng (gelandangan - pengemis), orang-orang yang berjejer di pinggir jalan. Semua diburu seperti binatang, bahkan ada seorang pengemis, yang tercebur sungai di kejar oleh Trantib, begitu malangnya nasib orang miskin .
Penggusuran orang-orang miskin yang tinggal di pinggiran rel kota-kota besar sangat tidak bijaksana, semua sudah dihancurkan dan digusur habis. Demi memperindah penampilan kota, oang-orang miskin dijadikan tumbal. Untungnya masih ada pemimpin daerah yang bijaksana, mereka membuatkan rumah susun dan menampung penghuni rumah miskin.
Lebih tragis jika orang miskin sakit, di rumah sakit manapun pasti tidak dihormati layaknya manusia. Karena orang miskin tidak punya uang, maunya berobat gratis, Rumah sakit itu hanya milik orang yang berduit, kalau bisa orang miskin tidak boleh sakit. Itula anggapan rumah sakit kepada orang miskin.
Bagi mereka yang miskin di negeri ini cukup ditempatkan di lorong lorong atau parkiran rumah sakit. Sebab tidak akan mampu membeli obat yang harganya mahal. tidak akan kuat membayar biaya ambulans, sewa kamar, laboratorium, dan seabrek pemeriksaan lainnya yang kompleks dan berbelit belit.
Jika melihat tayangan di TV. seperti di atas, saya sering bertanya, “Dimana MUI....?!, kenapa mereka tidak membuat fatwa Khusus membantu orang miskin...”
Coba dech sekali-kali MUI itu merasakan hidup seperti mereka, tidur di tepi rel kereta, agar merasakan alunan musik kereta api yang menusuk telinga. Makan di dekat tempat sampah, yang penuh aroma limbah yang menusuk hidung. Atau ikut jualan dengan PKL, agar merasa pentungan dan hardikan Satpol PP.
Saya yakin MUI akan menolak dan menjawab, “Ini wilayah pemerintah, bukan bagian MUI’. Ya pasti donk, karena ngurus orang miskin gak ada sertifikasi Halal, sehingga tidak menghasilkan uang ke kantong.
Lalu dimana orang-orang yang sok Syar’i, masak apa nunggu fatwa orang miskin Syar’i, baru kalian muncul dan menggalang sms seperti Dangdut Academi
Begitu juga bagi yang semangat jihad, baik teroris atau kelompok radikalis, kenapa jauh-jauh perang dinegeri orang. Apalagi membunuh sesama muslim, itu perbuatan keji. Lebih baik ayo kita bersama-sama memerangi kemiskinan, karena membantu orang miskin juga termasuk Jihad.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ " وَأَحْسِبُهُ قَالَ : يَشُكُّ الْقَعْنَبِيُّ " كَالْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لَا يُفْطِرُ " .
Dari Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah Saw. Bersabda:"Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjihad fii sabilillaah.” –Saya (perawi) kira beliau bersabda-, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa bosan serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus”. (Hr. Bukhori)[2]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَطَلَعَتْ الشَّمْسُ ، فَقَالَ : " يَأْتِي اللَّهَ قَوْمٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، نُورُهُمْ كَنُورِ الشَّمْسِ " ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ : أَنَحْنُ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " لَا ، وَلَكُمْ خَيْرٌ كَثِيرٌ وَلَكِنَّهُمْ الْفُقَرَاءُ وَالْمُهَاجِرُونَ الَّذِينَ يُحْشَرُونَ مِنْ أَقْطَارِ الْأَرْضِ " .
Dari Abdullah Bin Amru berkata; aku berada disisi Rasulullah Saw. Dan matahari terbit, Maka Beliau bersabda, “Akan datang menghadap Allah suatu kaum pada hari kiamat cahaya mereka seperti cahaya matahari.”Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apakah mereka adalah kami, wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bukan, kalian memiliki kebaikan lebih (dari itu), akan tetapi mereka adalah para fakir miskin Muhajirin yang dibangkitkan dari berbagai penjuru bumi.” [HR. Ahmad ][3]
Komentar
Posting Komentar