Ritual dan Praktek Paganisme Arab pra-Islam
Beberapa ritual Islam modern sebenarnya dapat dilacak memiliki akar pagan. Berikut adalah beberapa hal yang dipraktekkan sebelum dan setelah munculnya Muhammad:
Thawaf
Ritual tawaf. Dilakukan selama ziarah ke Ka’bah (Haji) atau ketika ibadah dalam bangunan Ka’bah, mengelilingi tujuh kali dengan mengucapkan doa Talbiyah. Tujuh menjadi nomor mistis untuk orang-orang Arab pagan sebagai signifikan dari tujuh planet. Konon, orang-orang Arab pagan akan melakukan tawaf telanjang karena mereka menolak untuk mendekati dewa-dewa dikarenakan anggapan pakaian yang mereka kenakan telah cemar dengan dosa. Dalam sudut pandang Islam praktik ini dianggap sebagai penghujatan, tidak sopan, dan sebagai contoh utama dari kebodohan pra-Islam atau jahiliyyah.
Haji
Ibadah haji adalah ziarah ke Ka’bah di Mekkah situs paling suci di dunia Islam. Ritual ini sebenarnya sudah ada pada masa pra-Islam, ketika suku-suku di seluruh jazirah Arab akan melupakan perseteruan suku mereka dan bertemu di kota Makkah untuk ibadah dan perdagangan. Praktek ini berasal dari orang-orang Arab pagan tetapi bukan hanya mereka saja, karena orang-orang Kristen dan suku-suku Yahudi juga akan bergabung dengan orang-orang kafir dalam perayaan, perdagangan dan ritual ibadah. Gambar Maria, Yesus dan Abraham di Ka’bah menarik perhatian orang-orang kafir Arab dan agama lain, mengindikasikan bahwa Kristen dan Yudaisme di Arab pra-Islam sering menikmati hubungan sinkretis dengan animisme politeistik asli kesukuan lokal . Perlu dicatat juga, bahwa orang-orang Arab pagan mempunyai tradisi mencukur kepala mereka ketika haji ke berbagai kuil di dekat Mekah dan Yathrib (Madinah).
Jenazah
Kata 'Jenazah' adalah istilah bahasa Arab untuk 'pemakaman'. Dalam tradisi pra-Islam, itu sebagai adat pelayat perempuan untuk meratap dan menjerit keras untuk mengusir roh-roh jahat (al-Shayatin) dan menyebar pasir ke kepala mereka. Kami memiliki spekulasi anggapan bila penyebaran pasir di kepala sebagai simbolisasi saja meskipun penting untuk diketahui bila ritual berkabung ini sebenarnya dari Ugarit (*kota pelabuhan kosmopolitan kuno yang terletak di pesisir Mediterania) . Barang-barang milik simati sering dikuburkan dengan almarhum. Dan bagi syekh pagan, unta miliknya akan ditambatkan di kuburan dan dibiarkan kelaparan sehingga akan menemani sang syekh ke alam baka. Para penyair seringkali akan memberikan ungkapan sebagai harapan untuk makam orang yang mereka cintai agar mendapat kesejukan dengan hujan berlimpah.
Talbiyah
Talbiyah adalah sebuah doa yang diucapkan oleh orang Arab selama menyembah berhala-berhala mereka. Namun, Talbiyah pada periode pra-Islam berbeda dengan pasca-Muhammad. Dalam hal ini mereka menyatakan bahwa ada tuhan lain selain Allah, meskipun mereka percaya bila Allah adalah Tuhan tertinggi.
Talbiyah mereka seperti berikut ini : ''Labbayka allahumma labbayka labbayka lak illa sharikun husa lak tamilikuhu wa'ma malak '' ''Di sini kita ya Tuhan! Di sini kita! Di sini kita! Engkau tidak memiliki sekutu Tahanlah orang yang memusuhimu, Engkau berkuasa atas dirinya dan atas apa yang dimilikinya. "'
Pada hal ini menyatakan kemuliaan Allah bahkan lebih dari para dewa pagan lainnya yang tidak berdaya untuk memberi syafaat. Seorang Arab bernama 'Aws bin Hajar pernah berkata: '' Demi Allat dan al-'Uzza dan mereka yang mempercayainya. Dan demi Allah, sesungguhnya Dia lebih besar dari keduanya. '" Allah dianggap pencipta qalbu orang Arab pagan meskipun dipahami sangat berbeda secara teologi pada masa pasca-Islam. Pagan Allah dianggap jauh dan tidak dapat diakses oleh orang sehari-hari dan terutama wanita, karena inilah dewa lainnya dipanggil untuk berdoa kepada-Nya sebagai perantara.
Talbiyah kadang-kadang diucapkan oleh suku Quraisy ketika mereka mengelilingi di Ka'bah dengan menggunakan ungkapan : '' Demi Allat dan al-'Uzza, dan Manat, dan dewi ketiga selain mereka. Sesungguhnya mereka adalah wanita paling mulia, kepada siapa lagi syafaat itu harus dicari. '"
Ifada adalah ritual yang dirayakan untuk menghormati dewa cuaca Quzah, dilakukan menghadap ke Muzdalifah. Biasanya dirayakan setelah musim gugur.
Dalam pagan Arabi sa'ibah adalah binatang yang persembahkan bagi dewa, yaitu binatang yang tertinggal di padang rumput tanpa ada yang memperhatikan. Sedangkan induk dari bahirah (unta betina) setelah sepuluh sa'ibah itu tidak ditunggangi atau diperah susunya dan diizinkan untuk berkeliaran. Binatang itu menjadi milik dewa yang suci. Muhammad mengutuk keras praktek sa'ibah, wasilah, bairah dan hamiyah.
Kurban
Qurban ("Kedekatan", "Pengorbanan") dilakukan dengan mengorbankan hewan dari kawanan ternak yang pertama atau hasil panen pertama. Pada dasarnya sebagai ungkapan berterima kasih kepada dewa dengan menawarkan ganti bagi anak yang hendak di korbankan. Dengan demikian dewa memberikan berkatnya. Ini adalah praktek seperti yang di lakukan oleh suku-suku Ibrani Israel di Palestina yang di istilahkan sebagai “Korban”, yang dalam bahasa Arab dan Ibrani memiliki arti “Kedekatan”. Yang demikian dianggap menjadi sebuah referensi bagi kedekatan yang dirasakan oleh penyembah menuju keilahian. Orang-orang pagan Arab akan menawarkan kurban bagi dewa dengan cara yang sangat sederhana, melayani dewa-dewa mereka dan memanggil dengan doa-doa pendek yang kemudian kemudian menyembelih binatang di atas mezbah, sedangkan daging korban dibagi-bagikan pada anggota suku.
Altar pagan Najdi dan Hijazi yang nomaden biasanya terbuat dari batuan padat atau dibangun dari batu tertentu - kerasnya padang gurun dan pola pikir praktis Badui mencegah membangun candi secara mewah seperti di Tayma dan kerajaan dari Yaman. Bentuk yang sederhana demikian juga menjadi pola awal dari semua bangsa Semit, yang berasal dari tradisi nomaden suku-suku Ibrani dan Ismael dan berlanjut hingga Arab Badui sampai permulaan Islam pada abad ke-5. Di sekitar Masjidi Haram pengorbanan di lakukan dengan cara ritual yang suci dan tanpa ada senjata, yang kemudian masuk kedalam Ka'bah untuk menyembah patung dewa yang dipasang disana sebagai peribadatan yang disertai dengan musik, tepuk tangan, menari, dan sujud daiahapan Tuhan Keabadian atau dewa-dewi.
Dalam hal ini praktik kurban juga menjadi tradisi sepupu orang-orang Arab keturunan Ismail yaitu orang Midian, Ibrani, dan Edom, dari utara ke barat semenanjung Arab. Pada masyarakat menetap menetap seperti di Yaman, Mekkah, dan oasis Arab utara juga memperkatikkan kurban, akan tetapi dengan aturan yang lebih kompleks dengan adanya kuil-kuil dan imam-imam pendeta, yang meskipun demikian prinsip asli spiritualitas dari kurban masih dipertahankan
Keberkatan dewa-dewi sistem pagan dalam pemikiran Arab pra-Islam menunjukkan kekuatan hati yang dihadirkan oleh dewa-dewi bahkan dari para jin. Akan tetapi dalam kepercayaan Islam Allah adalah satu-satunya sumber berkah. Sedangkan dalam sistem pagan dewa-dewi akan puas dengan pengorbanan darah, persembahan dupa, atau kadang-kadang juga kue dengan berbahan sawiq yang disajikan bagi dewa-dewi.
Komentar
Posting Komentar