Pasca Islam dan Pasca Periode Agama


 Islam diyakini sebagai batas peradaban, artinya, pasca Islam adalah ketiadaan peradaban atau kehancuran yang biasa di istilahkan dengan kiamat. 

Apakah hal yang demikian adalah kepastian ?. Secara dogmatis pasti akan dijawab "Iya". Akan tetapi bila kita bicara kenyataan hal demikian hanya kemungkinan saja sebab kita memang masih belum mengalami apa itu kiamat dengan terbuktinya bila kita masih mengalami peradaban pada saat ini.

Apakah eskatologi seperti itu benar bahwa akhir peradaban adalah dalam tolok ukur zaman Islam ?. Lalu bagaimana bila dalam agama Kristen juga memiliki eskatologi sejenis ?. Toh kenyataannya pasca Kristen tidak terjadi kiamat malah hadir Islam. 

Jadi, apakah ada kemungkinan ada agama pasca Islam dengan bentuk teologi yang lebih baru juga ?

Teologi bangsa semit yang dominan mewarnai peradaban dunia ini hanya seputar "Jumlah Tuhan" dalam pola kompresi dari banyak menjadi Tunggal.

Bicara eskatologi saya cenderung sependapat dengan jagad sains dimana sangat mungkin planet bumi ini akan rusak karena aktivitas manusia, dan hingga hari ini kebanyakan orang tidak sadar lingkungan terlebih peduli alam, baik orang secara individual maupun gagasan pemikiran dimana kapitalisme telah melakukan eksplorasi kemanusiaan dan alam sedemikian rupa hingga kerusakan semakin nyata di bumi ini.

Dan jangan lupa bila kapitalisme adalah model teologi mengerucut sebagaimana umumnya yang digunakan dalam agama-agama Timur Tengah.

Bila betul kelak akhir peradaban justru karena aktivitas manusia dimana sebagian besar urusan-urusan di dunia ini dimotivasi persoalan keyakinan agama maka juga ada kemungkinan bila akan ada keyakinan baru pasca Islam bila tidak semua manusia punah karena kerusakan alam akhibat eksplorasi berlebihan atau karena dampak perang menggunakan senjata berat.

Apa pentingnya berpikir soal ini ?. Ketahuilah, bila jujur sebenarnya banyak orang sudah mulai sangat muak dengan carut-marut pertikaian yang disebabkan oleh agama terlebih arah alam pikir Islam sekarang ini semakin buas  melakukan disharmoni dalam kehidupan. Meyakini bila Islam adalah batasan bagi segala sesuatu akan membuat semakin terjebak dalam ketidakberdayaan atas cengkraman hal-hal yang menakutkan baik menjalani hidup di dunia maupun pasca dunia bila memang itu ada. Memikirkan kemungkinan adanya bentuk kepercayaan baru pasca Islam bisa mengurangi tekanan berat dalam psikologi.

Memikirkan ada agama pasca Islam bukan berarti kita mengkhayal, hanya sebagai hiburan kepenatan jiwa karena tekanan yang sangat besar dari sektor kepercayaan (keyakinan) dimana hampir semua hal telah dibuntu oleh Al Qur'an sehingga orang yang meyakininya hampir tak punya ruang gerak kejiwaan. 

Saya tidak akan mengatakan ketidakvalidan data-data naskah agama-agama sebagaimana dilakukan kalangan pembenci agama sebab hal itu tidak memperbaiki apapun, terlebih, ada varian yang bermacam-macam penafsiran soal agama. Saya berusaha untuk membawa masuk pembaca pada gagasan inti soal keyakinan (agama) dan peradaban dalam perkembangannya yang ada dalam kurun perjalan waktu ribuan atau ratusan ribu tahun yang sudah terjalani oleh manusia hingga detik ini.

Apakah kita akan setuju bila peradaban manusia berakhir ditangan Islam yang penuh pertumpahan darah dan kejumudan dikarenakan agama ini tidak terbukti berhasil membawa manusia pada kesadaran yang lebih maju bahkan serasa membawa pada kemunduran ?. Apakah memang sengaja Islam hendak merubah peradaban dengan tolok ukur 14 abad yang lalu, bukankah itu hal yang konyol dikarenakan 14 abad yang lalu hanyalah periode yang sudah pernah dialami oleh manusia. Kalaupun Islam hendak membawa pada peradaban yang lebih lembut, toh perbuatan mereka para pengusung peradaban Islam (khilafah) perilaku mereka sangat kasar dan brutal. Maka bila anda jujur anda tidak akan marah dengan membaca hal ini.

Peradaban selalu identik dengan hal materialistik, akan tetapi bila kita berusaha membangun peradaban immateri tentu harus meninggalkan tubuh jasmani kita, dan itu artinya adalah kematian atau pasca dunia. Mungkin inilah yang dikehadaki oleh teori eskatologi dalam Islam dan Kristen dimana manusia memproleh kehidupan sejati dalam dimaensi pasca dunia.

Baiklah, bilapun itu hal yang benar tentu kita tidak boleh melakukan pengerusakan atas nama keyakinan agama demi pembangunan kenyamanan kita dalam dimensi pasca dunia, bukankah tugas kita di dunia ini adalah melakukan karya yang baik bagi alam maupun sesama manusia.

Menurut saya adanya agama baru pasca Islam adalah kemungkinan. Atau bisa jadi itu tidak menggunakan istilah atau sistematis model agama purba lagi, manusia akan memiliki religiusitas dan spiritual yang sepenuhnya baru dimana hal itu tumbuh dari pengalaman pahit selama ratusan ribu tahun periode agama-agama di dunia ini.

Dalam bentuk humor saya katakan, untuk membangkitkan sistem pasca agama ini manusia bisa saja menaruh berhala di sekitar ka'bah agar diutus Rasul dan turun wahyu yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan manusia modern. Dan kita akan menjadi tau bagaimana respon Tuhan atas evolusi manusia. Bila Dia tetap saja marah-marah sepertinya karakter Dia memang begitu. Maka kita manusia yang sudah belajar tentu tidak ikut-ikutan selalu marah karena hal itu tidaklah baik. Maka baik bagi kita untuk mengabaikan Dia dalam kemarahan-Nya dan sibuk saling menolong satu dengan yang lain karena kita sebenarnya salah suatu spesies yang berintelektual dan berhati nurani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN BELAJAR AGAMA DARI AL-QUR'AN DAN TERJEMAHNYA

حب النبي : حديث الثقلين (دراسة فقهية حديثية)

نص حزب البحر للشيخ أبي الحسن الشاذلي