Tiga Model Teori Primordial Manusia
Sejarah tentang asal-usul umat manusia merupakan isu yang selalu diperdebatkan hingga saat ini. Sejarah mencatat, upaya untuk menyusun sejarah penciptaan manusia dimulai oleh kaum agamawan. Selama ribuan tahun, agama-agama besar di dunia telah menyusun sejarah asal-usul manusia untuk disampaikan kepada para pengikutnya. Setelah itu muncul kaum filosof yang berusaha mencari jati diri manusia di luar doktrin agama. Usaha para filosof itu dilanjutkan oleh para ilmuan yang melakukan penelitian ilmiah mengenai asal -usul manusia. Penelitian para ilmuan tersebut telah menghasilkan sejarah asal-usul manusia yang berbeda dengan versi agama. Hasilnya, sejarah asal-usul umat manusia yang kita ketahui saat ini telah terpisah ke dalam dua versi, versi kaum agama dan versi kaum ilmuan (saintis).
Kalangan agama berpegang pada keyakinan Kreasionisme, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan Tuhan, sehingga mereka dikenal sebagai kreasionis. Meskipun berbeda keyakinan tentang Dzat Tuhan, berbagai agama di seluruh dunia sepakat dengan persoalan ini. Dalam agama-agama monotheis, Tuhan menciptakan manusia secara tiba-tiba dalam rupa seperti manusia saat ini. Sementara itu kalangan ilmuan berusaha membantah doktrin Kreasionisme tersebut. Kalangan ilmuan membuktikan lewat berbagai penelitian bahwa kejadian semua makhluk hidup di bumi telah melewati proses yang disebut evolusi. Teori Evolusi ini telah menyusun pohon kehidupan, yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup yang ada hingga saat ini, termasuk manusia, berasal dari makhluk bersel satu yang berevolusi selama ratusan juta tahun. Berdasarkan penemuan itu kaum evolusionis menolak doktrin agama bahwa manusia diciptakan secara tiba-tiba oleh Tuhan. Dalam kondisi ini telah terjadi perdebatan dialektis, kreasionis telah menciptakan tesis mengenai gagasan Kreasionisme, dan evolusionis kemudian menentangnya dengan antitesis berupa gagasan Evolusionisme.
Terlepas dari perdebatan dialektis antara kreasionisme dan evolusionisme, baru-baru ini muncul gagasan baru mengenai asal-usul manusia. Gagasan ini bisa dikatakan secara tidak langsung telah membuat sintesis dari Evolusionisme dan Kreasionisme. Gagasan ini dimunculkan oleh penganut teori Ancient Alien, yakni orang-orang yang meyakini bahwa alien itu benar-benar ada. Gagasan ini menyatakan bahwa manusia memang diciptakan, namun bukan diciptakan oleh Tuhan seperti keyakinan kaum agama, melainkan oleh alien yang sangat cerdas. Proses penciptaan manusia oleh alien tidak secara tiba-tiba seperti dalam doktrin agama. Kaum penganut teori Ancient Alien ini meyakini bahwa pada waktu dimana primata sudah ada di bumi, alien datang ke bumi dan melakukan rekayasa genetik terhadap primata tersebut. Rekayasa genetik itu telah menghasilkan berbagai makhluk hominid yang fosilnya telah ditemukan para Arkeolog. Rekayasa genetik itu terus dilakukan hingga berhasil menciptakan Homo Sapiens yang merupakan nenek moyang kita. Nenek moyang kita tersebut berinteraksi dengan para alien itu dalam kurun waktu yang cukup lama. Setelah alien pergi, nenek moyang kita mengkonstruksi sosok sang pencipta ke dalam konsep Tuhan yang diinterpretasi secara beragam oleh berbagai agama hingga masa kini.
Para penganut teori Ancient Alien itu sebenarnya telah menggunakan kelemahan dari Kreasionisme dan Evolusionisme untuk membangun gagasan mereka. Mereka merekonstruksi konsep Tuhan yang tidak bisa dijelaskan oleh kreasionisme ke dalam sosok alien yang sangat spesifik. Kemudian mereka mengeksplorasi persoalan Missing Link yang selama ini belum ditemukan jawabannya oleh para evolusionis melalui ide tentang proyek rekayasa genetika yang dilakukan alien terhadap primata. Dengan memanfaatkan kelemahan kreasionisme dan evolusionisme, para penganut teori Ancient Alien ini berhasil menciptakan sebuah gagasan yang sangat spektakuler dan radikal. Jika gagasan itu terbukti, tentu saja akan meruntuhkan sejarah mainstream tentang penciptaan manusia yang diajukan kelompok kreasionis dan evolusionis selama ini.
Kaum kreasionis tentu saja menolak gagasan tersebut karena dinilai telah meruntuhkan hal paling mendasar dari agama, yaitu kesakralan Tuhan. Gagasan itu dengan mudahnya telah menggantikan posisi Tuhan dengan alien. Tentu saja gagasan itu akan merubah keyakinan umat manusia terhadap Tuhan, oleh karena itu kaum kreasionis menolaknya. Sementara itu, sebagai ilmuan yang tidak percaya dengan mitos, para evolusionis sangat skeptis terhadap gagasan penciptaan manusia oleh alien tersebut. Para evolusionis mempertanyakan bukti-bukti yang mendukung gagasan itu. Kaum evolusionis berpendapat bahwa gagasan tersebut memiliki kelemahan yang sama dengan gagasan kreasionisme. Mereka sama-sama tidak bisa dibuktikan.
Mengenai bukti keberadaan alien, penganut teori Ancient Alien mengakui bahwa kedatangan alien di Bumi memang belum pernah terdokumentasikan dalam foto atau video yang otentik. Akan tetapi, mereka bisa menunjukkan bukti kedatangan alien di masa lalu dari berbagai artefak dan lukisan-lukisan manusia di masa lalu. Mereka menunjukkan hasil penelitian bahwa berbagai bangunan kuno di muka bumi ini, contohnya seperti piramida, dibuat dengan tujuan yang sangat berkaitan dengan fungsi astronomis. Selain itu lukisan-lukisan purba di dinding gua-gua manusia zaman batu juga menunjukkan hal-hal demikian, seperti peta rasi bintang yang tidak mungkin bisa dilihat mata manusia tanpa bantuan teleskop yang sangat canggih. Menurut penganut teori Ancient Alien, peninggalan-peninggalan masa lalu itu menunjukkan bukti kecerdasan yang tidak mungkin dimiliki manusia di masa itu, tanpa dibantu oleh makhluk yang lebih cerdas, yaitu alien. Oleh karena itulah penganut teori Ancient Alien berpendapat bahwa hanya karena belum ditemukan, bukan berarti alien itu tidak ada.
Kaum evolusionis berpendapat bahwa pandangan penganut teori Ancient Alien terhadap keberadaan alien sama saja dengan pandangan kaum agama terhadap Tuhan. Mereka mendasarkan keyakinan mereka pada hal-hal yang tidak bisa dibuktikan, oleh karena itu gagasan mereka tidak valid. Kaum evolusionis mengkaji metodologi yang digunakan kaum penganut teori Ancient Alien. Menurut kaum evolusionis, metode kaum penganut teori Ancient Alien tidak mengikuti kaidah ilmiah. Penganut teori Ancient Alien tidak memverifikasi penemuan mereka sebelum menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang radikal. Faktanya hingga saat ini penganut teori Ancient Alien belum bisa membuktikan keberadaan alien untuk membuat teori mereka menjadi valid. Oleh karena itu, kaum evolusionis menyebut pengetahuan penganut teori Ancient Alien itu sebagai Pseudoscience, sebuah pengetahuan yang dianggap ilmiah tapi tidak mengikuti kaidah ilmiah.
Itulah tiga perspektif tentang asal-usul manusia, mulai dari yang mainstream hingga yang radikal. Sejarah mengungkapkan bahwa pertama sekali manusia memikirkan asal-usul dirinya, mereka percaya ada sosok pencipta, yaitu Tuhan. Pandangan ini menjadi dasar tesis Kreasionisme yang digunakan berbagai agama di seluruh dunia untuk membuat sejarah asal-usul manusia. Setelah itu, muncul kaum evolusionis yang membuat antitesis dari Kreasionisme, yaitu Evolusionisme. Gagasan Evolusionisme berkeyakinan bahwa manusia tercipta dari proses evolusi. Manusia berasal dari makhluk bersel satu yang telah berevolusi selama ratusan juta tahun. Kemudian baru-baru ini muncul penganut teori Ancient Alien yang mengajukan alternatif sejarah asal-usul manusia. Penganut teori Ancient Alien secara tidak langsung membuat sintesis dari Kreasionisme dan Evolusionisme lewat gagasan mereka bahwa alien menciptakan manusia melalui proyek rekayasa genetika terhadap primata. Gagasan itu sangat radikal karena jika hal itu terbukti maka akan merubah sejarah manusia secara ekstrem. Akan tetapi, gagasan itu belum bisa diakui kebenarannya karena hingga saat ini keberadaan alien belum ditemukan. Oleh karena itu kaum evolusionis menyebut gagasan penganut teori Ancient Alien tersebut sebagai Pseudoscience, karena tidak bisa diuji kebenarannya.
---------------------------
Referensi :
Komentar
Posting Komentar